AgenNews.com, JAKARTA — Harga emas di Indonesia kembali mencatat kenaikan pada Senin, 6 Oktober 2025. Tren positif ini terjadi di tengah gejolak ekonomi global dan kekhawatiran meningkatnya inflasi dunia. Berdasarkan data resmi dari PT Antam Tbk (Logam Mulia), Galeri 24 Pegadaian, dan UBS, harga emas hari ini naik di seluruh lini.
Kenaikan tersebut memperkuat pandangan bahwa emas tetap menjadi aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi mata uang global.
Harga Emas 6 Oktober 2025: Fakta dan Data Resmi
Menurut situs resmi Logam Mulia Antam (logammulia.com), harga emas batangan 24 karat pada 6 Oktober 2025 berada di level Rp 2.245.000 per gram, naik sekitar Rp 6.000 dari hari sebelumnya.
Sementara itu, harga buyback atau jual kembali ditetapkan di level Rp 2.020.000 per gram, juga meningkat sekitar Rp 4.000 dibandingkan 5 Oktober.
- Emas Antam LM 24K: Rp 2.245.000/gram (+Rp 6.000)
- Emas Galeri 24 Pegadaian: Rp 2.230.000/gram (+Rp 5.000)
- Emas UBS 24K: Rp 2.225.000/gram (+Rp 4.000)
- Buyback Antam: Rp 2.020.000/gram (+Rp 4.000)
Kenaikan harga ini juga sejalan dengan lonjakan harga emas dunia yang menembus level USD 3.875 per troy ounce per 5 Oktober 2025 (sumber: TradingEconomics).
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
1. Inflasi Global yang Masih Tinggi
IMF mencatat bahwa inflasi di negara maju rata-rata mencapai 3,8% pada kuartal terakhir 2025. Kondisi ini mendorong investor mencari aset lindung nilai seperti emas untuk menjaga stabilitas portofolio mereka.
2. Pelemahan Nilai Tukar Rupiah
Rupiah yang melemah di kisaran Rp 16.425 per USD turut mengerek harga emas domestik. Karena emas diperdagangkan dalam dolar, setiap pelemahan rupiah otomatis menaikkan nilai emas di pasar lokal.
3. Ketegangan Geopolitik dan Isu Energi
Situasi geopolitik di Timur Tengah dan kenaikan harga minyak dunia ke USD 109 per barel menambah tekanan pasar. Investor global beralih ke emas sebagai aset aman di tengah ketidakpastian energi dan politik.
Analisis: Arah Tren dan Potensi Kenaikan Emas
Para analis memproyeksikan tren kenaikan harga emas akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Potensi kenaikan bahkan bisa mencapai Rp 2.300.000 per gram apabila tekanan global tidak mereda.
“Selama inflasi belum terkendali dan suku bunga global belum turun signifikan, harga emas akan tetap naik secara bertahap,” ujar Senior Research Analyst IndoGold kepada AgenNews, Senin (6/10/2025).
Data Pegadaian Digital juga menunjukkan peningkatan transaksi pembelian emas hingga 15% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini menandakan kepercayaan publik terhadap emas sebagai investasi jangka panjang semakin kuat.
Dampak Kenaikan Harga Emas bagi Masyarakat
Kenaikan harga emas membawa efek beragam bagi berbagai pihak:
- Investor dan kolektor: menikmati potensi capital gain.
- Pelaku industri perhiasan: menghadapi kenaikan biaya produksi.
- Pegadaian dan toko emas: mencatat peningkatan transaksi jual beli.
Tren ini menandai perubahan arah investasi masyarakat Indonesia yang kini lebih tertarik pada aset riil dan tahan terhadap gejolak ekonomi.
Prediksi ke Depan: Apakah Tren Ini Akan Berlanjut?
Beberapa lembaga keuangan besar menilai harga emas masih memiliki ruang kenaikan:
- Bloomberg Commodities Outlook: harga emas dunia berpotensi menembus USD 3.950 per troy ounce pada kuartal IV 2025.
- JP Morgan Research: memperkirakan harga emas lokal dapat mencapai Rp 2.320.000 per gram jika Rupiah tidak menguat.
Kondisi tersebut menegaskan bahwa momentum penguatan harga emas masih kuat hingga akhir tahun.
Kesimpulan: Emas Tetap Jadi Aset Aman
Harga emas dari Antam, Galeri 24, UBS, dan Pegadaian pada 6 Oktober 2025 kompak mengalami kenaikan di tengah tekanan ekonomi global dan pelemahan nilai tukar. Fenomena ini menegaskan emas sebagai aset pelindung nilai yang relevan di masa ketidakpastian.
Emas tidak hanya menjadi simbol kemakmuran, tetapi juga benteng ekonomi di tengah inflasi dan gejolak finansial dunia.
Baca juga berita menarik lainnya hanya di AgenNews.com.
Catatan Redaksi AgenNews
Seluruh data dalam artikel ini bersumber dari laman resmi PT Antam Tbk (Logam Mulia), Pegadaian Digital, Galeri 24, UBS Gold, serta data pasar global dari TradingEconomics dan Bloomberg per Oktober 2025.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan tidak merupakan ajakan investasi. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri sebelum mengambil keputusan keuangan.
